Senin, 05 Maret 2012

'Rakyat Inginkan Perubahan di Pengurus PSSI'

Jakarta - Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla Mattallitti, cukup senang mendengar pernyataan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengenai PSSI.
Benang kisruh PSSI bukannya terurai sejak terpilihnya ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin pada Juli tahun lalu, malah semakin ruwet. Dualisme kepengurusan dan kompetisi pun terjadi. Imbasnya, kualitas tim nasional (timnas) menurun drastis. Ini terlihat dari hasil memalukan kalah 0-10 di kandang Bahrain. Kekalahan ini sekaligus yang terburuk sejak PSSI lahir 19 April 1930 silam.
Senin (5/3/12) siang WIB, Presiden memberikan pernyataan seputar kisruh PSSI. Ia berharap pengurus PSSI berhenti berselisih mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. SBY juga meminta pengurus PSSI segera menemukan solusi damai.
“Saya pikir wajar presiden menyikapi soal PSSI, karena ini menyangkut harkat dan martabat bangsa ini di mata dunia, terutama terkait kekalahan terburuk dalam sejarah tim nasional kita,” ujar La Nyalla, yang dipecat Djohar karena berseberangan pandangan.
“Saya setuju dengan pendapat presiden, yang meminta agar PSSI mendengarkan suara rakyat. Dan kita semua tahu, rakyat menghendaki terjadi perubahan di PSSI. Bahkan mayoritas anggota PSSI menghendaki Djohar Arifin diganti. Saya pikir pandangan presiden cukup bijak dan jelas,” lanjutnya.
La Nyalla juga memahami sikap Presiden yang menjaga jarak dengan organisasi sepak bola nasional tersebut. Sebab sesuai peraturan internasional, pemerintah tidak boleh mencampuri urusan organisasi sepak bola nasional yang menjadi anggota FIFA.
“Tetapi perlu diingat bahwa PSSI yang telah menjatuhkan harkat dan martabat bangsa ini, juga menerima anggaran dari pemerintah, yang notabene uang rakyat. Untuk itu sepantantasnya, pemerintah bisa bersikap di wilayah yang memang menjadi kewenangan pemerintah,” La Nyalla mengungkapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar