Jakarta - Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla
Mattallitti, cukup senang mendengar pernyataan Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengenai PSSI.
Benang
kisruh PSSI bukannya terurai sejak terpilihnya ketua umum PSSI Djohar
Arifin Husin pada Juli tahun lalu, malah semakin ruwet. Dualisme
kepengurusan dan kompetisi pun terjadi. Imbasnya, kualitas tim nasional
(timnas) menurun drastis. Ini terlihat dari hasil memalukan kalah 0-10
di kandang Bahrain. Kekalahan ini sekaligus yang terburuk sejak PSSI
lahir 19 April 1930 silam.
Senin (5/3/12) siang WIB, Presiden
memberikan pernyataan seputar kisruh PSSI. Ia berharap pengurus PSSI
berhenti berselisih mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. SBY
juga meminta pengurus PSSI segera menemukan solusi damai.
“Saya
pikir wajar presiden menyikapi soal PSSI, karena ini menyangkut harkat
dan martabat bangsa ini di mata dunia, terutama terkait kekalahan
terburuk dalam sejarah tim nasional kita,” ujar La Nyalla, yang dipecat
Djohar karena berseberangan pandangan.
“Saya setuju dengan
pendapat presiden, yang meminta agar PSSI mendengarkan suara rakyat. Dan
kita semua tahu, rakyat menghendaki terjadi perubahan di PSSI. Bahkan
mayoritas anggota PSSI menghendaki Djohar Arifin diganti. Saya pikir
pandangan presiden cukup bijak dan jelas,” lanjutnya.
La Nyalla
juga memahami sikap Presiden yang menjaga jarak dengan organisasi sepak
bola nasional tersebut. Sebab sesuai peraturan internasional, pemerintah
tidak boleh mencampuri urusan organisasi sepak bola nasional yang
menjadi anggota FIFA.
“Tetapi perlu diingat bahwa PSSI yang telah
menjatuhkan harkat dan martabat bangsa ini, juga menerima anggaran dari
pemerintah, yang notabene uang rakyat. Untuk itu sepantantasnya,
pemerintah bisa bersikap di wilayah yang memang menjadi kewenangan
pemerintah,” La Nyalla mengungkapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar