Minggu, 15 April 2012

Piala FA Punya Kenangan untuk Di Matteo

London - Jauh sebelum menjadi manajer, Piala FA sudah punya cerita tersendiri untuk Roberto Di Matteo. Bisakah kini pria 41 tahun itu menghidupkan kenangannya kembali?

Ketika itu Di Matteo masih berusia 26 tahun. The Blues, yang waktu itu dimanajeri Ruud Gullit, melaju ke final tahun 1997 setelah mengalahkan Wimbledon 3-0. Dua gol dari Mark Hughes--kini manajer Queens Park Rangers--dan Gianfranco Zola membuat The Crazy Gang takluk.

Cerita Di Matteo terjadi pada detik ke-42 laga final melawan Middlesbrough Wembley. Dari jarak sekitar 20 meter, ia melepaskan tembakan yang tak mampu dihalau kiper The Boro, Ben Roberts. Chelsea unggul 1-0 nyaris di sepanjang pertandingan.

Setelah gol pemain Boro, Gianluca Festa, dianulir wasit, tak ada lagi gol tercipta. Sampai akhirnya Eddie Newton melengkapi kemenangan Chelsea tujuh menit menjelang laga usai.

Di Matteo pun dipuji-puji sebagai pahlawan. Golnya ketika itu tercatat sebagai gol tercepat dalam sejarah final Piala FA, sampai akhirnya dipatahkan oleh Louis Saha (Everton) pada final tahun 2009. Ironisnya, gol Saha yang tercipta di detik ke-25 itu lahir di gawang Chelsea.

Di Matteo, kini 41 tahun, punya kesempatan untuk mengulangi sukses serupa musim ini. Syaratnya, ia harus bisa membawa Chelsea melewati Tottenham Hotspur di semifinal dan Liverpool di final.

Hanya saja, pria kelahiran Schaffhausen, Swiss, ini memilih untuk melupakan sisi sentimentil. Yang ada di benaknya adalah fokus menghadapi laga melawan Spurs dulu.

"Ini bukan soal saya," ujar manajer yang statusnya masih caretaker ini di Guardian.

"Ini adalah tentang Chelsea. Tentang pemain-pemain di dalamnya dan kans mereka memenangi sebuah trofi musim ini. Lalu, setelah itu, kita akan fokus kepada Barcelona dan Arsenal," tukasnya.

Chelsea memang masih memiliki kans untuk mendapatkan dua trofi musim ini, kendati tampil tak terlalu bagus di Premier League. Selain Piala FA, mereka juga masih berpeluang untuk menyabet gelar juara Liga Champions.

"Kami fokus untuk pertandingan yang ada di depan mata, tidak lebih. Karena setiap pertandingan menawarkan tantangan yang berbeda saat ini. Jadi, kami memilih untuk mengkhawatirkan pertandingan lainnya setelah itu," ucap Di Matteo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar