Jakarta – Ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin berharap
pemerintah memikirkan ulang rencana untuk menghentikan subsidinya untuk
organisasi sepak bola nasional tersebut.
Konflik pengurus
PSSI yang berkepanjangan membuat Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora)
Andi Mallarangeng gerah. Puncaknya setelah Indonesia kalah secara
memalukan dari Bahrain dengan skor 0-10. Sempat tercetus bahwa Menpora
berniat menghentikan subsidi untuk PSSI.
Konflik tersebut
menimbulkan dualisme kepengurusan. Separuh lebih anggota PSSI membentuk
wadah yang diberi nama Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI)
karena tak percaya lagi dengan kepemimpinan Djohar, yang dinilai sarat
kepentingan. Organisasi ini membuat sendiri program-programnya, termasuk
kompetisi.
Perpecahan ini muncul setelah Djohar membekukan
Indonesia Super League (ISL), kompetisi yang sudah bergulir empat tahun
dan sudah cukup mapan, dan menggantinya dengan Indonesian Premier League
(IPL) sebagai kompetisi resmi PSSI yang baru. Akibatnya, pemain-pemain
dari ISL dilarang memperkuat timnas, membuat kualitas timnas merosot.
“Terkait
penghentian dana, ini kerugian bangsa kita, bukan kerugian PSSI,” ujar
Djohar usai jumpa pers di kantor PSSI, Senin (5/3/12). “Mari kita
selesaikan keributan ini, jangan sampai ada sanksi dan bangsa kita yang
rugi.”
Selain membuat gerah pemerintah, konflik yang
berkepanjangan dari PSSI juga membuat gerah FIFA, organisasi sepak bola
internasional tempat PSSI menginduk. Untuk menyelesaikannya, Djohar
menawarkan penyelenggaraan dua kompetisi.
“Jika diminta FIFA tidak
ada kompetisi di luar kompetisi, silakan saja kompetisi mau dua grup
oke, yang penting ada kontrol, itu saja. Penyelesaiannya mudah saja,
mari ISL silakan jalan, tetapi harus ada kontrol (dari PSSI). Sehingga
FIFA tidak memberi larangan apapun kepada kita, sehingga seluruh pemain
timnas bisa berkumpul lagi,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar