Jakarta – FIFA dalam suratnya meminta PSSI untuk
menyelenggarakan Kongres Tahunan sebelum 20 Maret, yang sekaligus
menjadi wadah rekonsiliasi dua belah pihak yang tengah berseteru, namun
PSSI memiliki pandangan lain.
Menurut PSSI, seperti
diungkapkan Deputi Sekjen Bidang Kompetisi PSSI, Saleh Mukadar,
rekonsiliasi bukan berarti mengundang anggota-anggota yang telah dihukum
untuk duduk bersama dalam kongres.
FIFA sudah menegaskan bahwa
jika sebelum 20 Maret rekonsiliasi tidak juga tercapai, maka
permasalahan di PSSI akan dibahas dalam Komite Asosiasi FIFA untuk
selanjutnya dibahas mengenai hukuman.
“Rekonsiliasi bukan berarti
bertemu dua belah pihak. Menurut regulasi, berhubungan dengan orang yang
dihukum itu dilarang,” ungkap Saleh, dalam jumpa pers di Kantor PSSI,
Senin (12/3/12).
“Salah satu agenda kongres itu nantinya membentuk tim khusus dengan konsep-konsep yang tadi dibicarakan Pak Widja
(CEO PT LPIS) dengan target berapa bulan. Inilah yang nanti kita ajukan
ke Komite Asosiasi FIFA sebagai upaya rekonsiliasi,” lanjutnya.
“Soalnya,
permasalahan yang terlalu rumit ini tidak akan bisa langsung selesai
hanya dengan duduk bersama begitu saja,” ia menegaskan.
Saleh
menambahan, jika konsep-konsep yang sedang direncanakan tersebut selesai
disusun tepat waktunya, tenggat waktu dari FIFA untuk Indonesia bisa
bertambah lagi.
“Harapannya, dengan penjelasan ini Komite Asosiasi
tidak perlu membawa permasalahan ini ke Komte Eksekutif FIFA. Jadi
tenang saja, waktunya masih panjang,” Saleh menutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar