Anggota Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), La Nyalla
Mattalliti, menilai wacana rekonsiliasi dengan PSSI sudah terlambat
untuk dilakukan. Nyalla juga menganggap usul menggabungkan Liga Super
Indonesia (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) mustahil dijalankan.
"Sudah tidak mungkin dijadikan satu. Apalagi, ISL telah berjalan lancar," kata La Nyala, Jumat, 10 Februari 2012.
Wacana
rekonsiliasi KPSI dan PSSI mencuat setelah KONI dan Kementerian Pemuda
dan Olahraga melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI.
Ketua KONI Tono Suratman mengusulkan agar dua kompetisi yang saat ini
bergulir yakni IPL dan ISL dilebur menjadi satu.
Tono juga
berharap KPSI dan PSSI bersedia melakukan rekonsiliasi, sehingga tidak
perlu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Tono juga meminta agar PSSI
mengundang para peserta Kongres Solo 2011 pada Kongres Tahunan yang akan
digelar 18 Maret mendatang.
Wacana rekonsiliasi juga
diungkapkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng. Demi
timnas, Andi berharap PSSI juga mau mengakui ISL sebagai liga resmi
seperti IPL.
Meski demikian, La Nyalla punya pendapat lain.
Menurut dia, langkah rekonsiliasi sudah terlambat, karena saat ini
sebagian besar anggota PSSI justru menginginkan Kongres Luar Biasa
(KLB).
Pada kesempatan yang sama, La Nyala juga menyampaikan
bahwa KPSI sebaiknya tidak diundang dalam Kongres Tahunan PSSI. Sebab,
bagaimana pun KPSI akan menggelar KLB sesuai permintaan anggota.
"Seandainya
kami diundang, kami akan hadir. Namun, bukan karena PSSI, melainkan
FIFA. Karena kami menghormati FIFA. Kalau diundang, kami akan sahkan di
sana. Tuntutan KLB akan didorong pada Kongres Tahunan PSSI," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar